PEMAIN LEGENDA AREMA
Bangsa yang besar adalah bangsa
yang menghargai sejarahnya, begitu kata-kata yang pernah ayas pernah
dengar yang di sampaikan oleh mbah Sangkil( Hahahahaha sumpah ayas lali
siapa yang mengatakan itu…..). Begitu pula sebuah tim sepak bola.
Apabila di Eropa pas ayas jalan2 kesana banyak tim2 besar Eropa yang
menorehkan nama-nama pemain mereka di dinding lorong stadionnya, demi
menghargai dan mengenang pemain2 yang telah berjasa terhadap tim. Ayas
kira, sebuah tim sepakbola di Indonesia Arema khususnya juga seharusnya
mempunyai keinginan pula untuk selalu always mengenag pemain2 yang
dulunya ikut membesarkan Arema. Dan pada kesempatan kali ini, ayas mau
menampilkan nama2 pemain yang pernah membela Arema dan mungkin bisa ayas
anggap menjadi idola di Bhumi Arema karena permainan mereka di lapangan
hijau.Dengan dibacakan oleh Julia Perez, berikut nominasinya (biar kayak pemilihan pemain terbaik Arema gitu…….);
* Mahdi Haris (1980′s)
* Mecky Tata (1980′s-1990′s)
* Imam Hambali (1990′s)
* Dominggus Nowenik (1980′s-1990′s)
* Singgih Pitono (1980′s-1990′s)
* Maryanto 1980′s-1990′s)
* Aji Santoso (1980′s, 1990′s, 2000′s)
* Joko Susilo (1990′s-2000′s)
* Kuncoro (1990′s, 2000′s)
* Nanang Supriadi (1993-2005)
* I Putu Gede (2000′s)
* Sutaji (2004-2008)
* Erol FX Iba (2004-2006)
* Aris Budi Prasetyo (2004-2006)
* Firman Utina (2005-2006)
* Hendro Kartiko (2007-2008)
* Elie Aiboy (2007-2008)
* Ortizan Salossa (2007-2008)
* Ponaryo Astaman (2007-2008)
* Juan Manuel Rubio (1996-2000)
* Julio Caesar Moreno (1996-1997)
* Christian Cespedes (1998-1999)
* Fransisco Rodriguez “Pacho” Rubio (1999-2000)
* Rodrigo Fabian Araya (1999-2000, 2003)
* Badmidelle Frank Bob Manuel (2001)
* Jamie Rojas (2002)
* Joao Carlos (2004-2007)
* Junior Lima (2004-2005)
* Francis Yonga (2005-2006)
* Emile Bertrand Mbamba (2007-2008)
* Emaleu Serge (2005-2009)
*Patricio Morales
* Mahdi Haris (1980′s)
* Mecky Tata (1980′s-1990′s)
* Imam Hambali (1990′s)
* Dominggus Nowenik (1980′s-1990′s)
* Singgih Pitono (1980′s-1990′s)
* Maryanto 1980′s-1990′s)
* Aji Santoso (1980′s, 1990′s, 2000′s)
* Joko Susilo (1990′s-2000′s)
* Kuncoro (1990′s, 2000′s)
* Nanang Supriadi (1993-2005)
* I Putu Gede (2000′s)
* Sutaji (2004-2008)
* Erol FX Iba (2004-2006)
* Aris Budi Prasetyo (2004-2006)
* Firman Utina (2005-2006)
* Hendro Kartiko (2007-2008)
* Elie Aiboy (2007-2008)
* Ortizan Salossa (2007-2008)
* Ponaryo Astaman (2007-2008)
* Juan Manuel Rubio (1996-2000)
* Julio Caesar Moreno (1996-1997)
* Christian Cespedes (1998-1999)
* Fransisco Rodriguez “Pacho” Rubio (1999-2000)
* Rodrigo Fabian Araya (1999-2000, 2003)
* Badmidelle Frank Bob Manuel (2001)
* Jamie Rojas (2002)
* Joao Carlos (2004-2007)
* Junior Lima (2004-2005)
* Francis Yonga (2005-2006)
* Emile Bertrand Mbamba (2007-2008)
* Emaleu Serge (2005-2009)
*Patricio Morales
legenda kiper arema
1. Donny Latuperissa
Awalnya
Donny Latuperissa datang ke Arema sebagai kiper pinjaman. Ia sebelumnya
terkena skorsing bersama Bambang Nurdiansyah sewaktu memperkuat Pelita
Jaya. Begitu masa skorsingnya berakhir ia dipinjamkan ke Arema bersama
Bambang Nurdiansyah. Adalah Nirwan D. Bakrie yang menjadi salah satu
sponsor Arema ketika itu memberikan jasa baiknya dengan meminjamkan
Donny ke Arema. Musim pertama Donny
Latuperissa bersama Arema berjalan mulus. Total Arema hanya kebobolan 20
gol dari 26 pertandingan di Galatama 1987/1988. Selain penampilan apik
DOnny Latuperisa, Arema juga memiliki barisan bek tangguh sehingga turut
memberi rasa aman bagi gawang Arema.
2. Nanang Hidayat
Dia
adalah salah satu tokoh sukses Arema ketika menjadi Juara Galatama
1992/1993. Nanang adalah penjaga gawang yang disegani tim lawannya.
Bersama Libero tangguh sekaligus Kapten Arema Jamrawi dan Imam Hambali
turut memberikan ketangguhan di lini belakang Arema. Di Arema, Nanang
Hidayat akrab dengan nomor punggung 21.
Dia
adalah salah satu tokoh sukses Arema ketika menjadi Juara Galatama
1992/1993. Nanang adalah penjaga gawang yang disegani tim lawannya.
Bersama Libero tangguh sekaligus Kapten Arema Jamrawi dan Imam Hambali
turut memberikan ketangguhan di lini belakang Arema. Di Arema, Nanang
Hidayat akrab dengan nomor punggung 21.
3. Ahmad Yono
Posturnya memang cukup ideal bagi penjaga gawang Arema. Dengan tinggi hanya sekitar 175cm. Namun, untuk urusan skill ia tiada duanya. Ahmad Yono adalah tipikal kiper lincah yang dimiliki oleh Arema. Pembawaannya tenang sehingga mampu membaca arah tendangan bola pemain lawannya. Pernah terdapat suatu moment dimana Arema menghadapi ASGS di Liga Indonesia II. Di laga yang berakhir dengan skor 1-0 untuk kemenangan Arema, Ahmad Yono membuat penyelematan gemilang. Tendangan pemain lawan membentur tiang gawang bagian dalam Arema dan memantul kembali ke tiang gawang bagian dalam di sebelahnya. Dengan ketenangannya Ahmad Yono mampu menangkap bola dan selamatlah gawang Arema ketika itu. Liga Indonesia II menjadi akhir kiprah Ahmad Yono bersama Arema. Ahmad Yono ikut mengantarkan Arema meraih peringkat VI di Liga Indonesia I dan hanya kebobolan 25 gol dari 30 pertandingan di Liga Indonesia II. Ahmad Yono sebenarnya merupakan bagian dari kesuksesan Arema pada Galatama 1992/1993 dimana Arema menjadi juaranya. Hanya ia ketika itu menjadi cadangan Nanang Hidayat bersama Sukriyan. Ciri khas penampilan Ahmad Yono adalah celana hitam dan kaus lengan pendek warna hijau dibaluti dengan nomor punggung 1 menjadi ciri khas Ahmad Yono dan kejayaannya bersama Arema.
Posturnya memang cukup ideal bagi penjaga gawang Arema. Dengan tinggi hanya sekitar 175cm. Namun, untuk urusan skill ia tiada duanya. Ahmad Yono adalah tipikal kiper lincah yang dimiliki oleh Arema. Pembawaannya tenang sehingga mampu membaca arah tendangan bola pemain lawannya. Pernah terdapat suatu moment dimana Arema menghadapi ASGS di Liga Indonesia II. Di laga yang berakhir dengan skor 1-0 untuk kemenangan Arema, Ahmad Yono membuat penyelematan gemilang. Tendangan pemain lawan membentur tiang gawang bagian dalam Arema dan memantul kembali ke tiang gawang bagian dalam di sebelahnya. Dengan ketenangannya Ahmad Yono mampu menangkap bola dan selamatlah gawang Arema ketika itu. Liga Indonesia II menjadi akhir kiprah Ahmad Yono bersama Arema. Ahmad Yono ikut mengantarkan Arema meraih peringkat VI di Liga Indonesia I dan hanya kebobolan 25 gol dari 30 pertandingan di Liga Indonesia II. Ahmad Yono sebenarnya merupakan bagian dari kesuksesan Arema pada Galatama 1992/1993 dimana Arema menjadi juaranya. Hanya ia ketika itu menjadi cadangan Nanang Hidayat bersama Sukriyan. Ciri khas penampilan Ahmad Yono adalah celana hitam dan kaus lengan pendek warna hijau dibaluti dengan nomor punggung 1 menjadi ciri khas Ahmad Yono dan kejayaannya bersama Arema.
4. Dwi Sasmianto
Dwi
Sasmianto yang sekarang menjadi pelatih kiper di zaman Robert Alberts
merupakan salah satu kiper tanggung yang dimiliki oleh Arema. Posturnya
memang kurang ideal, Dwi Sasmianto hanya memiliki tinggi sekitar 172cm.
Namun, kiper yang beberapa musim memperkuat Persema Malang ini sangat
lincah dalam urusan menjaga gawang Arema. Dwi Sasmianto unggul dalam
urusan bola bawah, meski memiliki kelemahan untuk bola atas. Kiprah
terakhir Dwi Sasmianto sebagai kiper Arema adalah di musim kompetisi
Liga Indonesia 2002. Ia turut bermain gemilang di pertandingan kandang
terakhir Arema pada penyisihan grup Liga Indonesia 2002 melawan
Persikota Tangerang. Pada laga yang dimenangkan Arema dengan skor 2-0
tersebut, Dwi Sasmianto turut mengamankan jala gawang Arema dari serbuan
pemain Persikota seperti Purwanto, Francis Yonga, Eppala Jordan,
Rolando Koibur, Nurcholis Majid, dkk.
Dwi
Sasmianto yang sekarang menjadi pelatih kiper di zaman Robert Alberts
merupakan salah satu kiper tanggung yang dimiliki oleh Arema. Posturnya
memang kurang ideal, Dwi Sasmianto hanya memiliki tinggi sekitar 172cm.
Namun, kiper yang beberapa musim memperkuat Persema Malang ini sangat
lincah dalam urusan menjaga gawang Arema. Dwi Sasmianto unggul dalam
urusan bola bawah, meski memiliki kelemahan untuk bola atas. Kiprah
terakhir Dwi Sasmianto sebagai kiper Arema adalah di musim kompetisi
Liga Indonesia 2002. Ia turut bermain gemilang di pertandingan kandang
terakhir Arema pada penyisihan grup Liga Indonesia 2002 melawan
Persikota Tangerang. Pada laga yang dimenangkan Arema dengan skor 2-0
tersebut, Dwi Sasmianto turut mengamankan jala gawang Arema dari serbuan
pemain Persikota seperti Purwanto, Francis Yonga, Eppala Jordan,
Rolando Koibur, Nurcholis Majid, dkk.
5. Yanuar Hermansyah
Julukannya
adalah Begal dan sangat cocok untuk menggambarkan kiprahnya sebagai
begal tim lawan. Yanuar adalah kiper yang cekatan dan seringkali
berjibaku untuk mengamankan bola dengan keluar dari kandangnya. Meskipun
begitu Arema patut berterima kasih kepadanya, karena kiprahnya
seringkali membuat pemain lawan luput dalam menjebol gawang Arema.
Yanuar Hermansyah adalah bagian dari kesuksesan era kepelatihan Suharno
di Liga Indonesia III 1996/1997. Ketika itu Arema sukses lolos ke babak
12 besar di Ujungpandang(kini Makassar). Ketika pensiun, Yanuar
Hermansyah turut serta dalam tim kepelatihan Arema U-18 di ajang Suratin
Cup tahun 2007. Begal yang menjadi pelatih kiper dan tergabung dalam
satu tim kepelatihan bersama Alm Setyo Budiarto dan Manager Ekoyono
Hartono turut serta dalam kesuksesan Arema U-18 dalam menjuarai Suratin
Cup ketika itu. Lewat polesan Begal kemudian lahir Aji Saka, kiper
ketiga yang dimiliki tim senior Arema sekarang ini. Nama kiper lain yang
tidak kalah hebatnya adalah Tri Windu Anggono yang sekarang bergabung
dengan tim SAD Indonesia di Uruguay
Julukannya
adalah Begal dan sangat cocok untuk menggambarkan kiprahnya sebagai
begal tim lawan. Yanuar adalah kiper yang cekatan dan seringkali
berjibaku untuk mengamankan bola dengan keluar dari kandangnya. Meskipun
begitu Arema patut berterima kasih kepadanya, karena kiprahnya
seringkali membuat pemain lawan luput dalam menjebol gawang Arema.
Yanuar Hermansyah adalah bagian dari kesuksesan era kepelatihan Suharno
di Liga Indonesia III 1996/1997. Ketika itu Arema sukses lolos ke babak
12 besar di Ujungpandang(kini Makassar). Ketika pensiun, Yanuar
Hermansyah turut serta dalam tim kepelatihan Arema U-18 di ajang Suratin
Cup tahun 2007. Begal yang menjadi pelatih kiper dan tergabung dalam
satu tim kepelatihan bersama Alm Setyo Budiarto dan Manager Ekoyono
Hartono turut serta dalam kesuksesan Arema U-18 dalam menjuarai Suratin
Cup ketika itu. Lewat polesan Begal kemudian lahir Aji Saka, kiper
ketiga yang dimiliki tim senior Arema sekarang ini. Nama kiper lain yang
tidak kalah hebatnya adalah Tri Windu Anggono yang sekarang bergabung
dengan tim SAD Indonesia di Uruguay
6. Agung Prasetyo
Agung
ditemukan manajemen Arema ketika “blusukan” ke Banyuwangi. Kiper yang
pernah kuliah di Surabaya ini pernah memperkuat tim Persewangi di ajang
Divisi II. Di Arema, Agung Prasetyo seringkali tampil gemilang. Ia
adalah bagian kesuksesan Arema ketika menembus Babak 8 Besar di Liga
Indonesia 2000 dan 2001. Agung Prasetyo sendiri bergabung dengan Arema
menjelang bergulirnya Liga Indonesia 1999. Selepas membela Arema, ia
sempat berpindah ke beberapa klub seperti GPD(Deltras), PKT Bontang dan
Mitra Kukar. Namun, tampaknya sinarnya hanya cemerlang ketika membela
Arema Malang. Terbukti dengan dukungan pemain belakang macam Kharis
Yulianto, M. Ikhsan, Juan Rubio menjadikan gawang Arema sulit ditembus
pemain lawan.
Agung
ditemukan manajemen Arema ketika “blusukan” ke Banyuwangi. Kiper yang
pernah kuliah di Surabaya ini pernah memperkuat tim Persewangi di ajang
Divisi II. Di Arema, Agung Prasetyo seringkali tampil gemilang. Ia
adalah bagian kesuksesan Arema ketika menembus Babak 8 Besar di Liga
Indonesia 2000 dan 2001. Agung Prasetyo sendiri bergabung dengan Arema
menjelang bergulirnya Liga Indonesia 1999. Selepas membela Arema, ia
sempat berpindah ke beberapa klub seperti GPD(Deltras), PKT Bontang dan
Mitra Kukar. Namun, tampaknya sinarnya hanya cemerlang ketika membela
Arema Malang. Terbukti dengan dukungan pemain belakang macam Kharis
Yulianto, M. Ikhsan, Juan Rubio menjadikan gawang Arema sulit ditembus
pemain lawan.
7. Agus Setiawan
Hanya
memperkuat Arema selama semusim di Liga Indonesia 2002. Kiper yang 2
musim sebelumnya akrab membela Persema Malang ini mengawal Arema dengan
garang. Meski beberapa kali absen membela Arema di musim tersebut karena
cedera/skorsing, kiper dengan postur ideal bertinggi 178cm ini garang
di lapangan, salah satu korbannya adalah Bambang Pamungkas yang terkena
slide tackle. Hasilnya Bambang Pamungkas cedera beberapa bulan setelah
terkena tackle pada laga yang berlangsung di Stadion Lebak Bulus dengan
skor yang berakhir seri 2-2 antara Persija melawan Arema. Selepas
membela Arema, Agus Setiawan hijrah ke klub Pelita KS.
Hanya
memperkuat Arema selama semusim di Liga Indonesia 2002. Kiper yang 2
musim sebelumnya akrab membela Persema Malang ini mengawal Arema dengan
garang. Meski beberapa kali absen membela Arema di musim tersebut karena
cedera/skorsing, kiper dengan postur ideal bertinggi 178cm ini garang
di lapangan, salah satu korbannya adalah Bambang Pamungkas yang terkena
slide tackle. Hasilnya Bambang Pamungkas cedera beberapa bulan setelah
terkena tackle pada laga yang berlangsung di Stadion Lebak Bulus dengan
skor yang berakhir seri 2-2 antara Persija melawan Arema. Selepas
membela Arema, Agus Setiawan hijrah ke klub Pelita KS.
8. Kurnia Sandy
Awalnya
ia adalah penjaga gawang kedua Arema dibawah Listyanto Raharjo. Kiper
Timnas Primavera ini menjadi penjaga gawang utama setelah Listyanto
Raharjo mangkir dan minggat dari tim. Meski di putaran kedua harus
bergantian dengan eks penjaga gawang PSM Makassar, Anshar Abdullah tidak
serta merta menurunkan kemampuannya. Ia akhirnya menjadi penjaga gawang
Arema di Liga Indonesia X dimana meski Arema berkutat di Divisi I
Kurnia Sandy tetap menjadi penjaga gawang Arema dan sukses mengantarkan
Singo Edan menjadi Kampiun di Divisi I. 2 Musim berikutnya Kurnia Sandy
tetap menjadi kiper utama Arema bersaing dengan Ahmad Kurniawan dan
Iskandar Silas Ohee untuk merebut 2 gelar Copa Indonesia secara beruntun
dan Babak 8 Besar Liga Indonesia 2005 dan 2006. Tercatat pertandingan
terakhir Kurnia Sandy bersama Arema adalah semifinal Copa Indonesia 2006
Leg kedua di Stadion Kanjuruhan Malang. Arema menang dengan skor 4-2
dan Kurnia Sandy sempat membuat blunder karena salah komunikasi bersama
bek Andela Atangana yang menyebabkan Mbom Julien, playmaker PSMS membuat
gol kegawang Arema.
Awalnya
ia adalah penjaga gawang kedua Arema dibawah Listyanto Raharjo. Kiper
Timnas Primavera ini menjadi penjaga gawang utama setelah Listyanto
Raharjo mangkir dan minggat dari tim. Meski di putaran kedua harus
bergantian dengan eks penjaga gawang PSM Makassar, Anshar Abdullah tidak
serta merta menurunkan kemampuannya. Ia akhirnya menjadi penjaga gawang
Arema di Liga Indonesia X dimana meski Arema berkutat di Divisi I
Kurnia Sandy tetap menjadi penjaga gawang Arema dan sukses mengantarkan
Singo Edan menjadi Kampiun di Divisi I. 2 Musim berikutnya Kurnia Sandy
tetap menjadi kiper utama Arema bersaing dengan Ahmad Kurniawan dan
Iskandar Silas Ohee untuk merebut 2 gelar Copa Indonesia secara beruntun
dan Babak 8 Besar Liga Indonesia 2005 dan 2006. Tercatat pertandingan
terakhir Kurnia Sandy bersama Arema adalah semifinal Copa Indonesia 2006
Leg kedua di Stadion Kanjuruhan Malang. Arema menang dengan skor 4-2
dan Kurnia Sandy sempat membuat blunder karena salah komunikasi bersama
bek Andela Atangana yang menyebabkan Mbom Julien, playmaker PSMS membuat
gol kegawang Arema.
9. Ahmad Kurniawan
Bergabung
di Arema pada Liga Indonesia 2006. Kehadirannya membuat Arema memiliki
barisan kiper tangguh. AK, panggilan akrabnya bersaing dengan Kurnia
Sandy untuk menjadi kiper utama Arema di musim awal bergabungnya bersama
Arema. AK pula yang menjadi kiper utama Arema di Final Copa Indonesia
2006 dan sukses membuat clean sheet di final melawan Persipura. Di musim
berikutnya, ia mampu bersaing dengan kiper Timnas sekelas Hendro
Kartiko yang beberapa kali membuat blunder. Di musim kedua dan
terakhirnya bersama Arema, ia sukses mengantarkan Arema merebut posisi 8
besar Liga Indonesia 2007/2008. Kini selepas mengantarkan Semen Padang
ke pentas ISL 2010/2011, AK yang sekarang berusia 31 tahun bersiap untuk
memperkuat Arema di ajang ISL ketiga bersama adiknya, Kurnia Meiga
Hermansyah.
Bergabung
di Arema pada Liga Indonesia 2006. Kehadirannya membuat Arema memiliki
barisan kiper tangguh. AK, panggilan akrabnya bersaing dengan Kurnia
Sandy untuk menjadi kiper utama Arema di musim awal bergabungnya bersama
Arema. AK pula yang menjadi kiper utama Arema di Final Copa Indonesia
2006 dan sukses membuat clean sheet di final melawan Persipura. Di musim
berikutnya, ia mampu bersaing dengan kiper Timnas sekelas Hendro
Kartiko yang beberapa kali membuat blunder. Di musim kedua dan
terakhirnya bersama Arema, ia sukses mengantarkan Arema merebut posisi 8
besar Liga Indonesia 2007/2008. Kini selepas mengantarkan Semen Padang
ke pentas ISL 2010/2011, AK yang sekarang berusia 31 tahun bersiap untuk
memperkuat Arema di ajang ISL ketiga bersama adiknya, Kurnia Meiga
Hermansyah.
10. Kurnia Meiga Hermansyah
Memiliki
nama panggilan Enthong. Kiper berusia 20 tahun ini menjadi pahlawan
Arema ketika menjuarai ISL musim kemarin dan Finalis Piala Indonesia
2010. Sosoknya ideal dan menjulang tinggi, namun Enthong piawai dalam
bola bawah maupun atas. ia merupakan kiper yang tenang sehingga mampu
menempatkan diri sebaik-baiknya dalam menghadang serangan lawan.
Kerapkali ia bertindak sebagai hero bagi timnya dan tak terhitung berapa
kali clean sheet yang didapat Arema musim kemarin karena ketangguhan
Enthong dibantu dengan barisan lini belakang Arema yang taktis. Predikat
from Zero to Hero layak diberikan kepadanya. Musim ISL pertamanya
bersama Arema, kiper yang ditemukan Arema setelah sebelumnya memperkuat
Diklat Ragunan dan Persijap U-18 ini sempat memperoleh skorsing 6 bulan
dari PSSI pasca insiden di Stadion Kanjuruhan ketika Arema memperkuat
Bontang FC di bulan Oktober 2008. Bahkan ia harus menelan pil pahit
ketika Arema kebobolan 5 gol melawan Persipura Jayapura di ajang ISL
2008/2009. Meski di putaran pertama ISL musim 2009/2010 harus berbagi
tempat dengan kiper sekelas Markus Haris Maulana, namun Enthong mampu
mencuri perhatian pelatih Robert Alberts. Bahkan dengan torehan lebih
dari 23caps selama memperkuat Arema di ajang ISL 2009/2010 ia akhirnya
terpilih sebagai Pemain Terbaik ISL 2009/2010. Sebuah rekor baru bagi
pemain termuda yang memperoleh gelar ini ditambah posisinya yang
“sebatas” kiper.
Memiliki
nama panggilan Enthong. Kiper berusia 20 tahun ini menjadi pahlawan
Arema ketika menjuarai ISL musim kemarin dan Finalis Piala Indonesia
2010. Sosoknya ideal dan menjulang tinggi, namun Enthong piawai dalam
bola bawah maupun atas. ia merupakan kiper yang tenang sehingga mampu
menempatkan diri sebaik-baiknya dalam menghadang serangan lawan.
Kerapkali ia bertindak sebagai hero bagi timnya dan tak terhitung berapa
kali clean sheet yang didapat Arema musim kemarin karena ketangguhan
Enthong dibantu dengan barisan lini belakang Arema yang taktis. Predikat
from Zero to Hero layak diberikan kepadanya. Musim ISL pertamanya
bersama Arema, kiper yang ditemukan Arema setelah sebelumnya memperkuat
Diklat Ragunan dan Persijap U-18 ini sempat memperoleh skorsing 6 bulan
dari PSSI pasca insiden di Stadion Kanjuruhan ketika Arema memperkuat
Bontang FC di bulan Oktober 2008. Bahkan ia harus menelan pil pahit
ketika Arema kebobolan 5 gol melawan Persipura Jayapura di ajang ISL
2008/2009. Meski di putaran pertama ISL musim 2009/2010 harus berbagi
tempat dengan kiper sekelas Markus Haris Maulana, namun Enthong mampu
mencuri perhatian pelatih Robert Alberts. Bahkan dengan torehan lebih
dari 23caps selama memperkuat Arema di ajang ISL 2009/2010 ia akhirnya
terpilih sebagai Pemain Terbaik ISL 2009/2010. Sebuah rekor baru bagi
pemain termuda yang memperoleh gelar ini ditambah posisinya yang
“sebatas” kiper.
Nominasi lain :
Markus Haris Maulana masuk dalam catatan emas perjalanan Arema, sayangnya dimusim kemarin ia kerap absen dalam pertandingan yang dijalani Arema karena masalah fisik dan indisipliner. Alhasil, di pertengahan musim ia meninggalkan Arema dan menyerahkan tampuk kiper utama kepada Kurnia Meiga. SementaraSukriyan adalah penjaga gawang legendaris Arema. Ia merupakan kiper paling “gemuk” jika dilihat dari postur untuk kiper Arema sepanjang masa. Sayang kehadirannya kerap menjadi ban serep kiper hebat seperti Nanang Hidayat dan Ahmad Yono. Lain dari itu ada juga nama-nama tenar yang pernah menjadi kiper Arema seperti Bambang HS, Hendrik Kotto, Anshar Abdullah, Iskandar Silas Ohee, dll.
Markus Haris Maulana masuk dalam catatan emas perjalanan Arema, sayangnya dimusim kemarin ia kerap absen dalam pertandingan yang dijalani Arema karena masalah fisik dan indisipliner. Alhasil, di pertengahan musim ia meninggalkan Arema dan menyerahkan tampuk kiper utama kepada Kurnia Meiga. SementaraSukriyan adalah penjaga gawang legendaris Arema. Ia merupakan kiper paling “gemuk” jika dilihat dari postur untuk kiper Arema sepanjang masa. Sayang kehadirannya kerap menjadi ban serep kiper hebat seperti Nanang Hidayat dan Ahmad Yono. Lain dari itu ada juga nama-nama tenar yang pernah menjadi kiper Arema seperti Bambang HS, Hendrik Kotto, Anshar Abdullah, Iskandar Silas Ohee, dll.

