Pages

Rabu, 03 Februari 2016

PEMAIN LEGENDARIS

PEMAIN LEGENDA AREMA

Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai sejarahnya, begitu kata-kata yang pernah ayas pernah dengar yang di sampaikan oleh mbah Sangkil( Hahahahaha  sumpah ayas lali siapa yang mengatakan itu…..). Begitu pula sebuah tim sepak bola. Apabila di Eropa pas ayas jalan2 kesana banyak tim2 besar Eropa yang menorehkan nama-nama pemain mereka di dinding lorong stadionnya, demi menghargai dan mengenang pemain2 yang telah berjasa terhadap tim. Ayas kira, sebuah tim sepakbola di Indonesia Arema khususnya juga seharusnya mempunyai keinginan pula untuk selalu always mengenag pemain2 yang dulunya ikut membesarkan Arema. Dan pada kesempatan kali ini, ayas mau menampilkan nama2 pemain yang pernah membela Arema dan mungkin bisa ayas anggap menjadi idola di Bhumi Arema karena permainan mereka di lapangan hijau.Dengan dibacakan oleh Julia Perez, berikut nominasinya (biar kayak pemilihan pemain terbaik Arema gitu…….);
* Mahdi Haris (1980′s)
* Mecky Tata (1980′s-1990′s)
* Imam Hambali (1990′s)
* Dominggus Nowenik (1980′s-1990′s)
* Singgih Pitono (1980′s-1990′s)
* Maryanto 1980′s-1990′s)
* Aji Santoso (1980′s, 1990′s, 2000′s)
* Joko Susilo (1990′s-2000′s)
* Kuncoro (1990′s, 2000′s)
* Nanang Supriadi (1993-2005)
* I Putu Gede (2000′s)
* Sutaji (2004-2008)
* Erol FX Iba (2004-2006)
* Aris Budi Prasetyo (2004-2006)
* Firman Utina (2005-2006)
* Hendro Kartiko (2007-2008)
* Elie Aiboy (2007-2008)
* Ortizan Salossa (2007-2008)
* Ponaryo Astaman (2007-2008)
* Juan Manuel Rubio (1996-2000)
* Julio Caesar Moreno (1996-1997)
* Christian Cespedes (1998-1999)
* Fransisco Rodriguez “Pacho” Rubio (1999-2000)
* Rodrigo Fabian Araya (1999-2000, 2003)
* Badmidelle Frank Bob Manuel (2001)
* Jamie Rojas (2002)
* Joao Carlos (2004-2007)
* Junior Lima (2004-2005)
* Francis Yonga (2005-2006)
* Emile Bertrand Mbamba (2007-2008)
* Emaleu Serge (2005-2009)
*Patricio Morales

legenda kiper arema 
1. Donny Latuperissa
Awalnya Donny Latuperissa datang ke Arema sebagai kiper pinjaman. Ia sebelumnya terkena skorsing bersama Bambang Nurdiansyah sewaktu memperkuat Pelita Jaya. Begitu masa skorsingnya berakhir ia dipinjamkan ke Arema bersama Bambang Nurdiansyah. Adalah Nirwan D. Bakrie yang menjadi salah satu sponsor Arema ketika itu memberikan jasa baiknya dengan meminjamkan Donny ke Arema. Musim pertama Donny Latuperissa bersama Arema berjalan mulus. Total Arema hanya kebobolan 20 gol dari 26 pertandingan di Galatama 1987/1988. Selain penampilan apik DOnny Latuperisa, Arema juga memiliki barisan bek tangguh sehingga turut memberi rasa aman bagi gawang Arema.
2. Nanang Hidayat
Dia adalah salah satu tokoh sukses Arema ketika menjadi Juara Galatama 1992/1993. Nanang adalah penjaga gawang yang disegani tim lawannya. Bersama Libero tangguh sekaligus Kapten Arema Jamrawi dan Imam Hambali turut memberikan ketangguhan di lini belakang Arema. Di Arema, Nanang Hidayat akrab dengan nomor punggung 21.
3. Ahmad Yono

Posturnya memang cukup ideal bagi penjaga gawang Arema. Dengan tinggi hanya sekitar 175cm. Namun, untuk urusan skill ia tiada duanya. Ahmad Yono adalah tipikal kiper lincah yang dimiliki oleh Arema. Pembawaannya tenang sehingga mampu membaca arah tendangan bola pemain lawannya. Pernah terdapat suatu moment dimana Arema menghadapi ASGS di Liga Indonesia II. Di laga yang berakhir dengan skor 1-0 untuk kemenangan Arema, Ahmad Yono membuat penyelematan gemilang. Tendangan pemain lawan membentur tiang gawang bagian dalam Arema dan memantul kembali ke tiang gawang bagian dalam di sebelahnya. Dengan ketenangannya Ahmad Yono mampu menangkap bola dan selamatlah gawang Arema ketika itu. Liga Indonesia II menjadi akhir kiprah Ahmad Yono bersama Arema. Ahmad Yono ikut mengantarkan Arema meraih peringkat VI di Liga Indonesia I dan hanya kebobolan 25 gol dari 30 pertandingan di Liga Indonesia II. Ahmad Yono sebenarnya merupakan bagian dari kesuksesan Arema pada Galatama 1992/1993 dimana Arema menjadi juaranya. Hanya ia ketika itu menjadi cadangan Nanang Hidayat bersama Sukriyan. Ciri khas penampilan Ahmad Yono adalah celana hitam dan kaus lengan pendek warna hijau dibaluti dengan nomor punggung 1 menjadi ciri khas Ahmad Yono dan kejayaannya bersama Arema.
4. Dwi Sasmianto
Dwi Sasmianto yang sekarang menjadi pelatih kiper di zaman Robert Alberts merupakan salah satu kiper tanggung yang dimiliki oleh Arema. Posturnya memang kurang ideal, Dwi Sasmianto hanya memiliki tinggi sekitar 172cm. Namun, kiper yang beberapa musim memperkuat Persema Malang ini sangat lincah dalam urusan menjaga gawang Arema. Dwi Sasmianto unggul dalam urusan bola bawah, meski memiliki kelemahan untuk bola atas. Kiprah terakhir Dwi Sasmianto sebagai kiper Arema adalah di musim kompetisi Liga Indonesia 2002. Ia turut bermain gemilang di pertandingan kandang terakhir Arema pada penyisihan grup Liga Indonesia 2002 melawan Persikota Tangerang. Pada laga yang dimenangkan Arema dengan skor 2-0 tersebut, Dwi Sasmianto turut mengamankan jala gawang Arema dari serbuan pemain Persikota seperti Purwanto, Francis Yonga, Eppala Jordan, Rolando Koibur, Nurcholis Majid, dkk.
5. Yanuar Hermansyah
Julukannya adalah Begal dan sangat cocok untuk menggambarkan kiprahnya sebagai begal tim lawan. Yanuar adalah kiper yang cekatan dan seringkali berjibaku untuk mengamankan bola dengan keluar dari kandangnya. Meskipun begitu Arema patut berterima kasih kepadanya, karena kiprahnya seringkali membuat pemain lawan luput dalam menjebol gawang Arema. Yanuar Hermansyah adalah bagian dari kesuksesan era kepelatihan Suharno di Liga Indonesia III 1996/1997. Ketika itu Arema sukses lolos ke babak 12 besar di Ujungpandang(kini Makassar). Ketika pensiun, Yanuar Hermansyah turut serta dalam tim kepelatihan Arema U-18 di ajang Suratin Cup tahun 2007. Begal yang menjadi pelatih kiper dan tergabung dalam satu tim kepelatihan bersama Alm Setyo Budiarto dan Manager Ekoyono Hartono turut serta dalam kesuksesan Arema U-18 dalam menjuarai Suratin Cup ketika itu. Lewat polesan Begal kemudian lahir Aji Saka, kiper ketiga yang dimiliki tim senior Arema sekarang ini. Nama kiper lain yang tidak kalah hebatnya adalah Tri Windu Anggono yang sekarang bergabung dengan tim SAD Indonesia di Uruguay
6. Agung Prasetyo
Agung ditemukan manajemen Arema ketika “blusukan” ke Banyuwangi. Kiper yang pernah kuliah di Surabaya ini pernah memperkuat tim Persewangi di ajang Divisi II. Di Arema, Agung Prasetyo seringkali tampil gemilang. Ia adalah bagian kesuksesan Arema ketika menembus Babak 8 Besar di Liga Indonesia 2000 dan 2001. Agung Prasetyo sendiri bergabung dengan Arema menjelang bergulirnya Liga Indonesia 1999. Selepas membela Arema, ia sempat berpindah ke beberapa klub seperti GPD(Deltras), PKT Bontang dan Mitra Kukar. Namun, tampaknya sinarnya hanya cemerlang ketika membela Arema Malang. Terbukti dengan dukungan pemain belakang macam Kharis Yulianto, M. Ikhsan, Juan Rubio menjadikan gawang Arema sulit ditembus pemain lawan.
7. Agus Setiawan
Hanya memperkuat Arema selama semusim di Liga Indonesia 2002. Kiper yang 2 musim sebelumnya akrab membela Persema Malang ini mengawal Arema dengan garang. Meski beberapa kali absen membela Arema di musim tersebut karena cedera/skorsing, kiper dengan postur ideal bertinggi 178cm ini garang di lapangan, salah satu korbannya adalah Bambang Pamungkas yang terkena slide tackle. Hasilnya Bambang Pamungkas cedera beberapa bulan setelah terkena tackle pada laga yang berlangsung di Stadion Lebak Bulus dengan skor yang berakhir seri 2-2 antara Persija melawan Arema. Selepas membela Arema, Agus Setiawan hijrah ke klub Pelita KS.
8. Kurnia Sandy
Awalnya ia adalah penjaga gawang kedua Arema dibawah Listyanto Raharjo. Kiper Timnas Primavera ini menjadi penjaga gawang utama setelah Listyanto Raharjo mangkir dan minggat dari tim. Meski di putaran kedua harus bergantian dengan eks penjaga gawang PSM Makassar, Anshar Abdullah tidak serta merta menurunkan kemampuannya. Ia akhirnya menjadi penjaga gawang Arema di Liga Indonesia X dimana meski Arema berkutat di Divisi I Kurnia Sandy tetap menjadi penjaga gawang Arema dan sukses mengantarkan Singo Edan menjadi Kampiun di Divisi I. 2 Musim berikutnya Kurnia Sandy tetap menjadi kiper utama Arema bersaing dengan Ahmad Kurniawan dan Iskandar Silas Ohee untuk merebut 2 gelar Copa Indonesia secara beruntun dan Babak 8 Besar Liga Indonesia 2005 dan 2006. Tercatat pertandingan terakhir Kurnia Sandy bersama Arema adalah semifinal Copa Indonesia 2006 Leg kedua di Stadion Kanjuruhan Malang. Arema menang dengan skor 4-2 dan Kurnia Sandy sempat membuat blunder karena salah komunikasi bersama bek Andela Atangana yang menyebabkan Mbom Julien, playmaker PSMS membuat gol kegawang Arema.
9. Ahmad Kurniawan
Bergabung di Arema pada Liga Indonesia 2006. Kehadirannya membuat Arema memiliki barisan kiper tangguh. AK, panggilan akrabnya bersaing dengan Kurnia Sandy untuk menjadi kiper utama Arema di musim awal bergabungnya bersama Arema. AK pula yang menjadi kiper utama Arema di Final Copa Indonesia 2006 dan sukses membuat clean sheet di final melawan Persipura. Di musim berikutnya, ia mampu bersaing dengan kiper Timnas sekelas Hendro Kartiko yang beberapa kali membuat blunder. Di musim kedua dan terakhirnya bersama Arema, ia sukses mengantarkan Arema merebut posisi 8 besar Liga Indonesia 2007/2008. Kini selepas mengantarkan Semen Padang ke pentas ISL 2010/2011, AK yang sekarang berusia 31 tahun bersiap untuk memperkuat Arema di ajang ISL ketiga bersama adiknya, Kurnia Meiga Hermansyah.
10. Kurnia Meiga Hermansyah

Memiliki nama panggilan Enthong. Kiper berusia 20 tahun ini menjadi pahlawan Arema ketika menjuarai ISL musim kemarin dan Finalis Piala Indonesia 2010. Sosoknya ideal dan menjulang tinggi, namun Enthong piawai dalam bola bawah maupun atas. ia merupakan kiper yang tenang sehingga mampu menempatkan diri sebaik-baiknya dalam menghadang serangan lawan. Kerapkali ia bertindak sebagai hero bagi timnya dan tak terhitung berapa kali clean sheet yang didapat Arema musim kemarin karena ketangguhan Enthong dibantu dengan barisan lini belakang Arema yang taktis. Predikat from Zero to Hero layak diberikan kepadanya. Musim ISL pertamanya bersama Arema, kiper yang ditemukan Arema setelah sebelumnya memperkuat Diklat Ragunan dan Persijap U-18 ini sempat memperoleh skorsing 6 bulan dari PSSI pasca insiden di Stadion Kanjuruhan ketika Arema memperkuat Bontang FC di bulan Oktober 2008. Bahkan ia harus menelan pil pahit ketika Arema kebobolan 5 gol melawan Persipura Jayapura di ajang ISL 2008/2009. Meski di putaran pertama ISL musim 2009/2010 harus berbagi tempat dengan kiper sekelas Markus Haris Maulana, namun Enthong mampu mencuri perhatian pelatih Robert Alberts. Bahkan dengan torehan lebih dari 23caps selama memperkuat Arema di ajang ISL 2009/2010 ia akhirnya terpilih sebagai Pemain Terbaik ISL 2009/2010. Sebuah rekor baru bagi pemain termuda yang memperoleh gelar ini ditambah posisinya yang “sebatas” kiper.
Nominasi lain :
Markus Haris Maulana masuk dalam catatan emas perjalanan Arema, sayangnya dimusim kemarin ia kerap absen dalam pertandingan yang dijalani Arema karena masalah fisik dan indisipliner. Alhasil, di pertengahan musim ia meninggalkan Arema dan menyerahkan tampuk kiper utama kepada Kurnia Meiga. SementaraSukriyan adalah penjaga gawang legendaris Arema. Ia merupakan kiper paling “gemuk” jika dilihat dari postur untuk kiper Arema sepanjang masa. Sayang kehadirannya kerap menjadi ban serep kiper hebat seperti Nanang Hidayat dan Ahmad Yono. Lain dari itu ada juga nama-nama tenar yang pernah menjadi kiper Arema seperti Bambang HS, Hendrik Kotto, Anshar Abdullah, Iskandar Silas Ohee, dll.

Rabu, 27 Januari 2016

Arema Cronus

Arema Cronus


Arema Indonesia
Nama lengkap Arema Indonesia
Julukan Singo Edan
Didirikan 11 Agustus 1987
Stadion Stadion Kanjuruhan
(Kapasitas: 40.000)
Pemilik PT. Arema Indonesia
CEO Winarso
Liga Indonesia Super League
Situs web Situs web resmi klub

Kostum kandang
Kostum tandang
Kostum ketiga
Soccerball current event.svg Musim ini
Arema Indonesia (dahulu bernama Arema Malang) adalah sebuah klub sepak bola yang bermarkas di Malang, Jawa Timur, Indonesia. Arema didirikan pada tanggal 11 Agustus 1987, Arema mempunyai julukan "Singo Edan" . Mereka bermain di Stadion Kanjuruhan dan Stadion Gajayana. Arema adalah tim sekota dari Persema Malang. Di musim 2010-11, di acara launching sempat menggunakan nama Arema FC,[1] namun dua hari kemudian kembali lagi ke nama Arema Indonesia.[2]
Sejak hadir di persepak bolaan nasional, Arema telah menjadi ikon dari warga Malang Raya (Kota Malang, Kabupaten Malang, Kota Batu) dan sekitarnya. Sebagai perwujudan dari simbol Arema, hampir di setiap sudut kota hingga gang-gang kecil terdapat patung dan gambar singa. [3] Kelompok suporter mereka dipanggil Aremania dan Aremanita (untuk pendukung wanita)

Daftar isi

Sejarah

Nama Arema pada masa Kerajaan

Nama Arema adalah legenda Malang. Adalah Kidung Harsawijaya yang pertama kali mencatat nama tersebut, yaitu kisah tentang Patih Kebo Arema di kala Singosari diperintah Raja Kertanegara. Prestasi Kebo Arema gilang gemilang. Ia mematahkan pemberontakan Kelana Bhayangkara seperti ditulis dalam Kidung Panji Wijayakrama hingga seluruh pemberontak hancur seperti daun dimakan ulat. Demikian pula pemberontakan Cayaraja seperti ditulis kitab Negarakretagama. Kebo Arema pula yang menjadi penyangga politik ekspansif Kertanegara. Bersama Mahisa Anengah, Kebo Arema menaklukkan Kerajaan Pamalayu yang berpusat di Jambi. Kemudian bisa menguasai Selat Malaka. Sejarah heroik Kebo Arema memang tenggelam. Buku-buku sejarah hanya mencatat Kertanegara sebagai raja terbesar Singosari, yang pusat pemerintahannya dekat Kota Malang.

Nama Arema di dekade '80-an

Sampai akhirnya pada dekade 1980-an muncul kembali nama Arema. Tidak tahu persis, apakah nama itu menapak tilas dari kebesaran Kebo Arema. Yang pasti, Arema merupakan penunjuk sebuah komunitas asal Malang. Arema adalah akronim dari Arek Malang. Arema kemudian menjelma menjadi semacam "subkultur" dengan identitas, simbol dan karakter bagi masyarakat Malang. Diyakini, Arek Malang membangun reputasi dan eksistensinya di antaranya melalui musik rock dan olahraga. Selain tinju, sepak bola adalah olahraga yang menjadi jalan bagi arek malang menunjukkan reputasinya. Sehingga kelahiran tim sepak bola Arema adalah sebuah keniscayaan.

Awal mula berdirinya PS Arema

(Arema Football Club/Persatuan Sepak Bola Arema nama resminya) lahir pada tanggal 11 Agustus 1987, dengan semangat mengembangkan persepak bolaan di Malang. Pada masa itu, tim asal Malang lainnya Persema Malang bagai sebuah magnet bagi arek Malang. Stadion Gajayana –home base klub pemerintah itu– selalu disesaki penonton. Dimana posisi Arema waktu itu? Yang pasti, klub itu belum mengejawantah sebagai sebuah komunitas sepak bola. Ia masih jadi sebuah “utopia”.
Adalah Acub Zaenal mantan Gubernur Irian Jaya ke-3 dan mantan pengurus PSSI periode 80-an yang kali pertama punya andil menelurkan pemikiran membentuk klub Galatama di kota Malang setelah sebelumnya membangun klub Perkesa 78 bersama Dirk “Derek” Sutrisno (Alm), pendiri klub Armada ‘86.
Berkat hubungan baik antara Dirk dengan wartawan olahraga di Malang, khususnya sepakbola, maka SIWO PWI Malang mengadakan seminar sehari untuk melihat "sudah saatnyakah Kota Malang memiliki klub Galatama?" Drs. Heruyogi sebagai Ketua SIWO dan Drs. Bambang Bes (Sekretaris SIWO) menggelar seminar itu di Balai Wartawan Jl. Raya Langsep Kota Malang. Temanya "Klub Galatama dan Kota Malang", dengan nara sumber al; Bp. Acub Zainal (Administratur Galatama), dari Pengda PSSI Jatim, Komda PSSI Kota Malang, Dr. Ubud Salim, MA. Acara itu dibuka Bp Walikota Tom Uripan (Alm). Hasil atau rekomendasi yang didapatkan dari seminar: Kota Malang dinilai sudah layak memiliki sebuah klub Galatana yang professional.
Harus diakui, awal berdirinya Arema tidak lepas dari peran besar Derek dengan Armada 86-nya. Nama Arema awalnya adalah Aremada-gabungan dari Armada dan Arema. Namun nama itu tidak bisa langgeng. Beberapa bulan kemudian diganti menjadi Arema`86. Sayang, upaya Derek untuk mempertahankan klub Galatama Arema`86 banyak mengalami hambatan, bahkan tim yang diharapkan mampu berkiprah di kancah Galatama VIII itu mulai terseok-seok karena dihimpit kesulitan dana.
Dari sinilah, Acub Zaenal lantas mengambil alih dan berusaha menyelamatkan Arema`86 supaya tetap survive. Setelah diambil alih, nama Arema`86 akhirnya diubah menjadi Arema dan ditetapkan pula berdirinya Arema Galatama pada 11 Agustus 1987 sesuai dengan akte notaris Pramu Haryono SH–almarhum–No 58. “Penetapan tanggal 11 Agustus 1987 itu, seperti air mengalir begitu saja, tidak berdasar penetapan (pilihan) secara khusus,”.
Dari pendirian bulan Agustus itulah kemudian simbol Singo (Singa) muncul. "Agustus itu identik dg Zodiac Leo atau Singo (sesuai dengan horoscop).

Perjalanan Arema di Galatama

Di awal keikut sertaan di Kompetisi Galatama, gerilya mencari pemain dilakukan satu bulan sebelum Arema resmi didirikan.Pemain-pemain seperti Maryanto (Persema), Jonathan (Satria Malang), Kusnadi Kamaludin (Armada), Mahdi Haris (Arseto), Jamrawi dan Yohanes Geohera (Mitra Surabaya), sampai kiper Dony Latuperisa yang kala itu tengah menjalani skorsing PSSI karena kasus suap, direkrut. Pelatih sekualitas Sinyo Aliandoe, juga bergabung.
Hanya saja, masih ada kendala yakni menyangkut mess pemain. Beruntung, Lanud Bandar Udara Abdul Rachman Saleh mau membantu dan menyediakan barak prajurit Paskhas TNI AU untuk tempat penampungan pemain. Selain barak, lapangan Pagas Abd Saleh, juga dijadikan tempat berlatih. Praktis Maryanto dkk ditampung di barak. “TNI-AU memberikan andil yang besar pada Arema.
Sempat ada kendala, yakni masalah dana –masalah utama yang kelak terus membelit Arema. Sepulang dari Jakarta, Acub Zaenal sepakat menjadi penyandang dana.
Prestasi klub Arema bisa dibilang seperti pasang surut, walaupun tak pernah menghuni papan bawah klasemen, hampir setiap musim kompetisi Galatama Arema F.C. tak pernah konstan di jajaran papan atas klasemen, namun demikian pada tahun 1992 Arema berhasil menjadi juara Galatama. Dengan modal pemain-pemain handal seperti Aji Santoso, Mecky Tata, Singgih Pitono, Jamrawi dan eks pelatih PSSI M Basri, Arema mampu mewujudkan mimpi masyarakat kota Malang menjadi juara kompetisi elit di Indonesia.

Perjalanan Arema di Ligina

Sejak mengikuti Liga Indonesia, Arema F.C. tercatat sudah 7 kali masuk putaran kedua. Sekali ke babak 12 besar (1996/97) dan enam kali masuk 8 besar( 1999/00, 2001, 2002, 2005, 2006,& 2007). Walaupun berprestasi lumayan, tapi Arema tidak pernah lepas dari masalah dana. Hampir setiap musim kompetisi masalah dana ini selalu menghantui sehingga tak heran hampir setiap musim manajemen klub selalu berganti. Pada tahun 2003, Arema mengalami kesulitan keuangan parah yang berpengaruh pada prestasi tim. Hal tersebut yang kemudian membuat Arema FC diakuisisi kepemilikannya oleh PT Bentoel Internasional Tbk pada pertengahan musim kompetisi 2003 meskipun pada akhirnya Arema terdegradasi ke Divisi I. Sejak kepemilikan Arema dipegang oleh PT Bentoel Internasional Tbk, prestasi Arema semakin meningkat; 2004 juara Divisi I, 2005, dan 2006 juara Copa Indonesia, 2007 juara Piala Soeratin LRN U-18. Pada tahun 2006 dan 2007 Arema dan Benny Dollo mendapatkan penghargaan dari Tabloid Bola sebagai tim terbaik dan Pelatih terbaik.

Perjalanan Arema di ISL

Monumen Singa Bola dari warga yang didedikasikan untuk Arema
Kompetisi Liga Super Indonesia ke-1 2008-2009 Arema berada di urutan ke-10. Dua bulan Setelah kompetisi usai tepatnya 3 Agustus 2009 di Hotel Santika Malang pemilik klub Arema, PT Bentoel Investama, Tbk melepas Arema ke kumpulan orang-orang peduli terhadap Arema (konsorsium).[4] Pelepasan Arema ini adalah dampak dari penjualan saham mayoritas PT Bentoel Investama, Tbk. ke British American Tobacco. Sebelumnya ada wacana untuk menggabungkan Arema dengan Persema Malang menjadi satu, namun ditolak oleh Aremania. Arema pada musim kompetisi 2009-10 yang ditukangi oleh Robert Rene Alberts meraih gelar Juara Liga Super Indonesia dan Runner-up Piala Indonesia.

Nama

Arema sempat beberapa kali berganti nama:
  • PS Arema Malang (1987-1995); pemilik saham Pemerintah Malang
  • PS Arema Bentoel (1995-2009); mencantumkan nama pemilik saham mayoritas Bentoel
  • Arema Indonesia FC (2009-2013); pemilik saham Yayasan Arema Indonesia

Pemain

Arema Indonesia & Prestasi

Liga Nasional

  • Galatama
  • Juara (1): 1993
  • Indonesia Super League
  • Juara (1): 2010
  • Runner-Up (2): 2011, 2013
  • Divisi Satu Liga Indonesia
  • Juara (1): 2004

Piala Nasional

  • Piala Galatama
  • Runner-Up (1): 1992

Turnamen Nasional

  • Piala Gubernur Jatim
  • Juara (1): 2013
  • Runner-Up (1): 2008
  • Trofeo Persija
  • Juara (1): 2013
  • SCM CUP 2015
  • Juara (1): 2015
  • Piala Menpora
  • Juara (1): 2013
  • Soeratin Cup U-18
  • Juara (1): 2007
  • Inter Island CUP 2014
  • Juara (1): 2014
  • Bali Island CUP 2015
  • Juara (1): 2015

Rekor Kemenangan-Kekalahan Terbesar

Menang

  • (Tandang) 05-09-2014 Persijap FC (8-0)
  • (Kandang) 19-06-2011 Bontang FC (8-0)[5]
  • (Tandang) 02-10-2010 Bontang FC (5-0)[6]

Kalah

  • (Kandang) 28-02-2009 Persipura (0-5)
  • (Tandang) 26-01-2003 Persipura (0-6)
  • (Tandang) 07-03-2011 Persipura (1-6)

Partisipasi di Liga

Galatama

 
Title Liga Seri Tahun Nama Pelatih Urutan Akhir Prestasi
Galatama VIII 1987/88 Sinyo Aliandoe 6 (14 Tim)
Galatama IX 1988/89 Sinyo Aliandoe/Andi M Teguh 8 (18 Tim) Top Scorer Mecky Tata (18)
Galatama X 1990 Andi M Teguh 4 (18 Tim)
Galatama XI 1990/92 Andi M Teguh 4 (20 Tim) Top Scrorer Singgih Pitono (21)
Galatama XII 1992/93 M Basri/Gusnul Yakin 1 (17 Tim) Juara, Top Scorer Singgih Pitono (16)
Galatama XIII 1993/94 Gusnul Yakin 6 (Babak Penyisihan)17 Tim di bagi 2 Group

Liga Indonesia

 
Title Kompetisi Seri Tahun Nama Pelatih Urutan Akhir Prestasi
Liga Dunhill I 1994/95 Halilintar Gunawan Penyisihan (6 dari 17 tim)
Liga Dunhill II 1995/96 Gusnul Yakin Penyisihan (12 dari 16 tim)
Liga Kansas III 1996/97 Suharno Babak 12 Besar
Ligina IV 1997/98 Gusnul Yakin Dihentikan (kerusuhan politik)
Ligina V 1998/99 Hamid Asnan/Winarto Penyisihan (3 dari 6 tim)
Liga Bank Mandiri VI 1999/00 M. Basri Babak 8 Besar
Liga Bank Mandiri VII 2001 Daniel Roekito Babak 8 Besar
Liga Bank Mandiri VIII 2002 Daniel Roekito Babak 8 Besar
Liga Bank Mandiri IX 2003 Terry Wetton/Gusnul Yakin/Henk Wullems 19 (22 Tim) Degradasi
Liga Pertamina (Divisi 1) X 2004 Benny Dollo 1 Juara Promosi ke Liga Djarum
Liga Djarum XI 2005 Benny Dollo Babak 8 Besar
Liga Djarum XII 2006 Benny Dollo Babak 8 Besar
Liga Djarum XIII 2007 Miroslav Janu Babak 8 Besar

Liga Super Indonesia

 
Title Liga Seri Tahun Nama Pelatih Urutan Akhir Prestasi
ISL Djarum Super I 2008/09 Bambang Nurdiansyah/Gusnul Yakin 10
ISL Djarum Super II 2009/10 Robert Rene Alberts 1 Juara
ISL Djarum Super III 2010/11 Miroslav Janu 2 Runner up
ISL IV 2011/2012 Wolfgang Pikal/Joko Susilo/Suharno 12
ISL V 2013 Rahmad Darmawan 2 runner up ,piala menpora cup 2013
ISL (Unifikasi) VI 2013 Suharno
piala gubernur 2014 ,trofeo persija 2014

Partisipasi di Level Asia

Musim Kompetisi Babak
Klub Kandang Tandang
1993–94 Asian Club Championship Babak penyisihan Bendera Vietnam Quảng Nam Đà Nẵng 1–0 2–1


Babak pertama Bendera Thailand Thai Farmers Bank 2–2 1–4
2007 AFC Champions League Group Bendera Jepang Kawasaki Frontale 1–3 0–3


Grup Bendera Korea Selatan Chunnam Dragons 0–1 0–2


Grup Bendera Thailand Bangkok University 1–0 0–0
2011 AFC Champions League Grup Bendera Jepang Cerezo Osaka 0–4 1–2


Grup Bendera Korea Selatan Jeonbuk Hyundai Motors 0–4 0–6


Grup Bendera Republik Rakyat Tiongkok Shandong Luneng 1–1 0–5
2012 AFC Cup Grup Bendera Myanmar Ayeyawady United 1–1 3–0


Grup Bendera Vietnam Navibank Saigon 6–2 1–3


Grup Bendera Malaysia Kelantan 1–3 0–3


Babak 16 Besar Bendera Hong Kong Kitchee 2–0


Perempat final Bendera Arab Saudi Ettifaq 0–2 0–2
2014 AFC Cup Grup Bendera Malaysia Selangor FA 1–0 1–1


Grup Bendera Vietnam Hanoi T&T 1–3 1–2


Grup Bendera Maladewa Maziya 3–2 3–1


Babak 16 Besar Bendera Hong Kong Kitchee
0-2

Pelatih

 
Nama Kebangsaan Tahun
Sinyo Aliandoe Bendera Indonesia 1987-1989
Andi M Teguh (Alm) Bendera Indonesia 1989-1992
M Basri Bendera Indonesia 1992-1993, 2000
Gusnul Yakin Bendera Indonesia 1993-94, 1995-96, 1997-98, 2003, 2008-09
Halilintar Gunawan Bendera Indonesia 1994-1995
Suharno Bendera Indonesia 1996-97
Hamid Asnan (Alm) Bendera Indonesia 1998
Winarto Bendera Indonesia 1998-1999
Daniel Roekito Bendera Indonesia 2001-2002
Terry Wetton Bendera Australia 2003
Henk Wullems Bendera Belanda 2003
Benny Dollo Bendera Indonesia 2004 - 2006
Miroslav Janu (Alm) Bendera Ceko 2006 - 2007
Bambang Nurdiansyah Bendera Indonesia 2008 (5 bulan)
Robert Rene Alberts Bendera Belanda 2009 - 2010
Miroslav Janu (Alm) Bendera Ceko 2006-07, 2010-11
Wolfgang Pikal (ISL)
Milomir Seslija (IPL)
Bendera Austria
Bendera Bosnia dan Herzegovina
2011-2012 (2 bulan)
2011-2012 (5 bulan)
Suharno (ISL)
Dejan Antonic (IPL)
Bendera Indonesia
Bendera Serbia
2012
2012-

Pemain terkenal

Lokal

Asing

CAF

Beto Goncalvez  (2012–14)
Gustavo lopez (2013-14)

UEFA

Mantan pemain

Pemilik

Berdasarkan pengesahan SK Menkumham No. AHU-AH.01.06-317 pada tanggal 9 Mei 2012 atas akta Nurul Rahadianti, PEMEGANG SAHAM terbesar PT. AREMA INDONESIA adalah YAYASAN AREMA INDONESIA sebesar 13 lembar saham (93%) dan Lucky Andriandana Zainal yaitu 1 lembar saham (7%).
Dalam SK Menkumham tersebut disebutkan, bahwa pengurus Yayasan Arema Indonesia adalah:
  • pembina yayasan: Darjoto Setyawan
  • ketua yayasan: Muhammad Nur
  • Bendahara: Rendra Kresna
  • Sekretaris: Mujiono Mujito
  • Pengawan yayasan: Bambang winarno.

Pengelola

  • Lucky Acub Zaenal (1987-2003)
  • Ir. Lucky Acub Zaenal/H.M Mislan (1995-1996)
  • PT Bentoel Investama Indonesia, Tbk (2003-2009)
  • Konsorsium (2009-2011)
  • IPL: Grup Ancora (2011-2012)

Referensi

Pranala luar